Judul : The Infamous
Penulis : Silvia Arnie
Penerbit : Gagasmedia
Tahun : 2010 (Indonesia)
Harga : 35.000
Genre : Romance
Sinopsis :
Yang seperti dia mudah dikenali di segala medan.
Melihatnya dari jauh saja sudah cukup jadi alasan untuk
membencinya. Dia hidup di fairy tale-nya sendiri. Dia seperti punya aura khusus
yang berasal dari kepercayaan diri level tinggi yang membuatnya merasa bisa
melakukan apapun. Tak jarang kelakuannya menyebalkan, tak masuk akal-tapi luar
biasa menarik buat digosipkan saat makan siang, semuanya seperti dipermudah
untuk dirinya. Rasanya, Tuhan sangat tidak adil menjatuhkan banyak hal baik di
pangkuannya : pacar superperfect, pekerjaan bagus, teman-teman yang fabolous.
Tapi tak banyak yang tahu rasanya hidup diatas stiletto
cantik itu. Butuh banyak pengorbanan untuk tetap bertahan dan membusungkan dada
dengan penu harga diri. Satu kecupan kesialan saja sudah cukup untuk
meruntuhkan dunianya yang mahasempurna. Dan saat itu benar-benar terjadi,
giliran para pembenci yang tertawa.
Oh Poor Miss Antagonist. Siapa yang akan menolongmu
sekarang.
Resensi :
Buku ini menceritakan kehidupan Adrianna, seorang cewek
mandiri yang selalu merasa kehidupannya tidak pernah beres, terutama
percintaan. Dimulai dengan bab dimana Adrianna menangis patah hati lalu
flashback ke kehidupan cintanya dari yang pertama hingga terakhir yang membuat
dia sesenggukan. Lebih parahnya lagi, kesialan itu sempurna karena mereka putus
oleh kesalahannya sendiri untuk menjaga image. Well, Adriannya punya pacar baik
hati yang sangat mencintainya bernama
Rafa dan tiba-tiba tanpa alasan jelas Adrianna minta putus pada pacarnya karena
hal yang tidak bisa Adrianna ceritakan pada siapapun (kecuali sahabatnya Aya)
bahwa dia telah berciuman dengan bos nya sendiri, pemilik cafe tempatnya
bekerja bernama Vigo.
Hal yang membuat Adrianna merasa hina adalah, ketika semua
itu terjadi dia masih berpacaran dengan Rafa, dia menyukai ciuman itu, Vigo
tampan baginya, dan Vigo punya anak yang muncul dari antah berantah tidak jelas
siapa ibunya. Adriana merasa sangat murahan dan tidak pantas untuk Rafa, lalu
dia pergi.
Rafa terus mencari penjelasan, hingga Adriana menyerah dan
bercerita. Rafa marah, namun lama kelamaan melunak. Mereka mencoba memulai lagi
dari awal, tetapi keberadaan Vigo benar-benar sangat mengganggu hubungan
mereka. Vigo tiba-tiba meminta Adriana menjadi pacarnya yang ditanggapi sinis
oleh Adriana meskipun perasaannya berdebar dan masih terkenang ciuman naas itu.
Vigo juga meminta Adrian untuk menjaga anaknya, menjaga anak bos yang ketus,
Vigo semakin sering mengawasi cafenya yang dari kecurigaan Adriana untuk
mendekatinya. Dia kebingungan dan hanya bisa curhat kepada Aya, sahabatnya.
Adriana kekeuh akan bertahan bersama Rafa dengan kesempatan
terakhir, Rafa sangat baik menerima dirinya kembali dan hubungan mereka justru
lebih hangat. Hingga pada suatu hari, di ulang tahun Rafa, Adriana membuat
sebuah kejutan di vila, menciptakan salju palsu untuk Rafa pada puku l 12 malam
namun sejak malam itu Rafa tidak pernah muncul. Adriana patah hati lagi, Rafa
tiba-tiba meninggalkannya tanpa pemberitahuannya. Mungkinkah ini pembalasan
dendam terselubung Rafa? Atau ada sesuatu lain. Adrianan berada di titik yang
sangat rapuh sehingga akhirnya tidak memikirkan hal lain selain menyelesaikan kuliah
dan Rafa. Gimana endingnya? Just Happy reading.
Yeah. Pertama kali baca sinopsisnya, cerita yang terngiang
di otakku adalah, seorang cewek kaya, jutek, dan populer yang tiba-tiba hancur
sendirian karena suatu hal. Ternyata bayangan itu jauh dari benar, entah kenapa
rasanya kayak sinopsisnya ‘salah cetak’. Tetapi diluar masalah itu, isi buku
memunculkan konflik yang memuaskan. Keren, ciri khas gagasmedia. Dengan sedikit
dipaksakan mungkin tokoh yang dimaksud di sinopsis adalah Adriana yang punya
segalanya tetapi seenaknya menyia-nyiakannya dengan berselingkung dengan bos
nya dan memutuskan Rafa tanpa alasan kemudian menangisi dirinya sendiri. Hanya
dirinya, tanpa peduli keadaan sekitar. Pelajaran yang bisa diambil adalah,
jadilah teman yang baik, jangan lekas hancur terhadap sebuah masalah, kita
hidup didunia tidak sendirian jadi berhenti mementingkan diri sendiri, dan
terakhir pesan terpenting dari buku ini adalah, hati-hati terhadap musuh dalam
selimut.
Buat yang suka bacaan ringan bertema cinta dan persahabatan
namun sarat akan pesan moral, buku ini cocok jadi pengisi jam-jam membosankan
ketika menunggu atau liburan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar