Sabtu, 16 Maret 2013

Warm Bodies [Book]


Judul : Warm Bodies
Penulis : Isaac Marion
Penerbit : Ufuk Press
Tahun : 2012 (Indonesia)                     
Halaman : 373 halaman
Harga : 57.500

Jalan Cerita :
Mirip dengan jalan cerita film, bisa dilihat di : Warm Bodies [MOVIE]
Intinya berkisah tentang R, seorang zombie unik yang cerewet dan baik hati. Dia tinggal dalam sebuah pesawat, punya sahabat bernama M dan terus mempertanyakan kehidupan disekitarnya yang begitu tidak sesuai.
Suatu hari dia dan kelompoknya melakukan penyerangan, dia makan otak seorang pria bernama Perry, jatuh cinta pada kekasih Perry bernama Julie dan menyelamatkannya dari semua Makhluk Mati yang kelaparan. Pada akhirnya mereka bersahabat, hubungan aneh mereka membangkitkan sesuatu dalam diri R yang membuat semangat hidupnya muncul untuk kembali seperti Makhluk Hidup.


Komentar.
Aku gak terlalu menjabarkan detail tentang yang aku baca, pasti lah, namanya film diangkat dari buku, ya cerita buku sama film pasti sama dong. Tetapi aku mau menambahkan beberapa kesan baru yang aku dapat hanya ketika membaca bukunya, juga hal hal baru yang tidak akan kita temukan hanya dengan menonton film.

“Yeah, hidup kenikmatan membaca”

Jujur setelah baca bukunya, beberapa hal yang aku keluhkan di film, tidak ada. Bukan berarti si sutradara film buruk, bukan itu. Ini hanya perbedaan kemasan sebagai buku dan film. Saat membaca bukunya, aku merasa kisahnya lebih original. Aku bisa membayangkan latar sesuka persepsiku saat membaca sehingga lebih leluasa bagiku untuk membayangkan suasana jalanan, suasana stadion, dan pesawat tempat tinggal R. Jalan ceritanya sebenarnya lebih dramatis tetapi dengan bantuan narasi, malah lebih memiliki jiwa.
Beberapa hal tentu diangkat lebih detail, tentang bagaimana kehidupan kaum mati di lapangan mereka tinggal. Tidak melulu zombie yang menggeram dan berjalan miring seperti di film. Penjabaran tentang kehidupan zombie atau kaum mati lebih menggugah perasaan, adegan dimana mereka mencoba bersikap seperti kaum hidup, mencoba berbagai rutinitas diluar memori yang mereka ingat, bertemu lawan jenis, menikah, punya anak (anak angkat tentunya, mereka tidak bisa dan tidak punya hasrat membikin anak kalo itu yang dibingungkan), membawa anak anak sekolah, pelajaran yang dilatihkan adalah cara makan, bagaimana mereka mencoba berhubungan seks tetapi stuck dengan saling dorong (kebingungan) dan hal hal remeh di kehidupan mereka ketika mereka dulu hidup. Di buku ini juga terdapat fakta bahwa R sebelum bertemu Julie telah punya istri dan dua orang anak angkat, tentunya tanpa rasa cinta, hanya kehausan untuk melakukan rutinitas, pada akhirnya si istri pergi dengan lelaki zombie lain karena tingkah R yang kurang zombie.

Fakta lainnya bahwa setelah R memakan otak Perry dan menangkap semua ingatan, Perry tetap bertahan dalam kepala R, seringkali mereka mengobrol, anehnya bersahabat, kadang sharing tentang apa yang akan terjadi, berbagi mimpi dan harapan, dan aku yakin sedikit banyak perubahan R dipicu oleh Perry dalam diri R. Di film mereka terkesan terpisah, tetapi di buku ternyata mereka justru menjadi satu orang. Perry bilang pada R bahwa yang mati adalah Perry yang lebih tua dan bijak, sedangkan yang berteman dengan R di kepalanya adalah Perry muda yang bersemangat.

Selain itu banyak lagi peristiwa yang kayak biasa, kepotong. Maklum lah, gak kebayang kalo sedetail detail sebiji film dibikin sebuku buku bisa bisa 3 jam baru kelar tu film. Sutradara juga cukup bijak memotong alur cerita di tempat tempat dan peristiwa yang tidak terlalu fatal kalo diilangin, wich is Jonathan Levine cukup sukses menafsirkan tulisan Marion.

Kelebihan dari buku ini jelas udah tersirat diatas, buktinya banyak yang suka ni buku :) . Kekurangannya sih ada juga, menurutku ada beberapa ide yang kurang jelas dan menggantung, membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri (iya yang suka nyimpulin, lah pembaca pasif, mereka akan membiarkan hal2 macam itu sebagai pengganjal yang bikin mereka gak akan puol jatuh cinta sama ni buku) misalnya ide jelas tentang apa itu zombie atau kaum hidup, apa bedanya bones dengan zombie, apa sekedar zombie yang menua lalu menjadi tulang, atau wabah baru yang berbeda, apakah yang memulai semua itu, wabah apa yang menghantui, apakah kepunahan bumi yang menyebabkan wabah muncul atau wabah itu yang menyebabkan pemunahan bumi. pokoknya aku ngerasa ada beberapa ide atau konsep yang menggantung itu aja. Aku sih gak terlalu masalah, selain jalan cerita yang cerdas dan romantis, tingkah polos R menutupi kekurangan dari hal tersebut.

So far, orgasme yang aku dapat ketika membaca dan menonton jauh beda. Seru sih nonton film nya, tapi dari membaca bukunya ternyata jauh membuatku paham. Saat menonton, yang melekat di kepala adalah betapa tampannya Nicholas Hoult dan peristiwa peristiwa lucu dan uniknya, tetapi ketika selesai membaca, rasanya aku menjadi bagian dari mereka, emosi dan jalan cerita udah nempel lengkap di kepala kayak habis nonton film Warm Bodies juga tapi dengan beberapa adegan ciptaan sendiri.

By the way, adegan you jump I jump nya ternyata emang ada, tapi jatuhnya di jurang lo, bukan kolam, lebih dramatis ya, emang. Nah, tampilan visual mungkin dirubah agar lebih realistis dan lebih gampang dicerna, gitu...

Sukses lah dua duanya. Keren. Gak nyesel kok baca novel Warm Bodies, hitung hitung sekalian nge refresh ni otak gegara beberapa hari ni capek mencerna novel kriminal yang berat (tapi seru lah) hehe.
Enjoy reading. Enjoy loving. Enjoy zombie-ing :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar